Pada hari Jumat, 1 Maret 2024, komunitas belajar SAKA GURU SMAN 1 Karanganom menyelenggarakan In House Training (IHT) Assesmen Berbasis Literasi dan Numerasi dan Berbagi Praktik Baik. IHT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru terkait assessment berbasis literasi dan numerasi. Dalam IHT ini, hadir Bapak Samsuri, M.Pd dari BBGP Provinsi Jawa tengah sebagai narasumber tentang assesmen berbasis literasi dan numerasi. Pada sesi berbagi praktik baik, kegiatan diisi oleh Bapak Defry Anton Gunawan, S.Psi, yang merupakan salah satu guru BK di SMAN 1 Karanganom.
Assessment Berbasis Literasi mengacu pada pendekatan evaluasi atau penilaian yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterampilan literasi. Literasi sendiri mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan dengan pemahaman. Dalam konteks pendidikan, Assessment Berbasis Literasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana individu mampu memahami, menggunakan, dan menginterpretasikan teks tertulis maupun lisan.
Penting untuk dicatat bahwa literasi tidak hanya berfokus pada keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pemahaman konten, analisis kritis, dan aplikasi pengetahuan dalam berbagai konteks. Assessment berbasis literasi tidak hanya menilai kemampuan teknis seseorang dalam membaca dan menulis, tetapi juga kemampuannya untuk menggunakan literasi sebagai alat untuk pemecahan masalah, komunikasi efektif, dan pemahaman mendalam. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan keterampilan literasi mereka dalam konteks akademis dan kehidupan sehari-hari.
Sesi kedua IHT, kegiatan berbagi praktik baik menghadirkan Bapak Defry Anton Gunawan, S.Psi sebagai narasumber. Pada kesempatan ini beliau mengangkat tema mitigasi bullying yang berjudul “Insaf Kepoin Tingkatkan Mitigasi Penanganan Bullying pada Murid SMAN 1 Karanganom. Tujuan kegiatan berbagi praktik baik kali ini adalah untuk mengajak civitas akademisi SMAN 1 Karanganom agar lebih aware terhadap tindak bullying. Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai tindak pencegahannya melalui metode Insaf Kepoin. Insaf Kepoin merupak akronim dari “Identitas, Inisiatif, Kepercayaan, Otonomi, Industri”. Penerapan “insaf kepoin” meningkatkan mitigasi penanganan tindak bullying pada murid. Murid semakin memahami bahaya tindak bullying, bagaimana harus mencegah serta memitigasi saat terjadi tindak bullying.